Menentukan Awal Ramadhan (2). Metode Hisab


Hisab itu secara leterlek berarti menghitung, atau hitung-hitungan, dimana ketika bulan tidak terlihat atau terhalang maka penentuan ramadhan berpindah ke metode hisab.

Metode ini hanya di kenalkan oleh sebagian ulama’ saja, diantaranya ada Matraf bin Syakhir dari kalangan pembesar tabi’in, yang berpendapat bahwa apabila hilal tidak nampak, digunakan hisab dan bukan dengan cara menggenapkan hitungan bulan menjadi 30 hari.

Pendapat hisab ini didasarkan atas penafsiran dari hadits lainnya, yaitu :

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُم فَاقْدُرُوا لَهُ

"Puasalah dengan melihat bulan dan berfithr (berlebaran) dengan melihat bulan, bila tidak nampak olehmu, maka kirakanlah".(HR. Bukhari dan Muslim)

Kata faqduru lahu ditasirkan oleh kalangan ini sebagai perintah untuk menggunakan hisab. Karena Qadar atau ukuran artinya adalah hitungan. Pendapat ini dikutip oleh Ibnu Rusyd dalam kitabnya Bidayah al-Mujtahid.

Namun menurut jumhur ulama, makna faqduru lahu bukan perintah untuk menggunakan ilmu hisab, namun maknanya adalah genapkan usia bulan Sya'ban menjadi 30 hari. Karena hadits itu telah di tafsirkan oleh hadits Ibnu Umar berikut:

فإن غم عليكم فأكملوا العدة ثلاثين

Bila bulan tidak terlihat, maka genapkanlah usia bulan sya’ban menjadi 30 hari.

Metode ini memang bisa dipakai, hanya saja jumhur Ulama’ berpendapat bahwa metode ini tidak boleh mendahuli metode ru’yat. Apa lagi sampai menghiangkannya, dengan anggapan bahwa metode ru’yat tidak tepat atau salah.

Dua metode inilah yang sering dipakai oleh Ulama’-ulama’ kita dalam menentukan kapan kita puasa dan kapan kita berlebaran, bagi kita yang awam ini biarkanlah tugas berat ini kita serahkan kepada mereka saja, ibarat penumpang metromini, kita selaku penumpang yang tidak mengerti ilmu nyopir, tugas menyopir kita serahkan sepenuhya dengan Pak Sopir, jangan sampai penumpangnya rebutan pingin nyopir, jika sudah demikian alamat mobil itu tidak akan bisa jalan dengan baik, alias kacau :-)

wallahu A’lam Bis Showab

Saiyid Mahadhir

“Menuju Ramadhan dengan Keilmuan”
Twitter: @SaiyidMahadhir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Junub Di Pagi Ramadhan, Apakah Sah Puasanya?

Hadits-Hadits Bermasalah Seputar Ramadhan. (Bag. 1)

Peristiwa-Peristiwa Penting Yang Terjadi Di Bulan Ramadhan